Selasa, 29 Desember 2009

Khilaf Berkepanjangan

Bisikan hati memungkinkan aku…..
Menaruh harapan pada dunia….
Mendapatkan segala hasrat….
Hingga hak angin ku rampas…

Sedangkan pikiranku memandang salah…
Mengimbangi perebutan tempat keluhan…
Penilaiannya pergi ke bulan dan bintang…
Walau racun terasa jelas di depan mata…

Lagi-lagi dada sesak oleh mimpi indah sesaat…
Terbangun dan merindukan kembali kebebasan….
Dari asyiknya kehampaan dan kebohongan….
Yang memang terlalu sayang ditinggalkan...

Bayang-bayang kemaafan terasa jauh…
Meninggalkan aku dan asaku….
Duplikat hati pun merasa senang….
Memberikannya kesempatan dan peluang…

Harapan merasa lelah memaksa keyakinan…
Dan membiarkan semua melayang mengikut arah…
Waktu pun enggan bersimpati dan peduli….
Untuk sekedar menyadarkan aku dari sesal yang pasti…

Tetapi sejatinya hati yang tulus……..
Takkan pernah berhenti menggema….
Mencairkan kebekuan mimpi yang jelas gersang…
Menyentuh dengan halus tapi mengguncangkan jiwa…

Ya Allah……!
Ya Sang Pengatur arah….!
Izinkan aku bersungkur……!
Biarkan air mataku tak terseka…!

Senin, 28 Desember 2009

Aku & Hidayah

Ia hilang......
Ia lepas…..
Ia jauh.......
Aku berat......

Aku tahu….
Aku ragu....
Aku resah......
Aku takut......

Aku faham…..
Ia abadi.......
Ia tinggi......
Aku salah……

Aku rindu…..
Aku harap…..
Aku khayal….
Ia datang….

Aku lupa….
Ia pergi….
Aku sadar….
Ia tiada….

Jangan….
Ku mohon….
Janji kembali……
Hampiri aku.…!

Minggu, 29 November 2009

cinta dunia



Kehidupan manusia penuh dengan cobaan dan rintangan...
Yang selalu mengejar bak ombak meratakan pasir di pantai...
Hanya kekuatan iman lah yang dapat memastikan kokohnya bangunan...
Dengan mensiratkan setiap hikmah dari segala kelakuan yang di tuai...

Akhiratlah tujuan akhir...
Kubur sebagai titi...
Yang insan selalu lupa...
Akan kebenaran wujudnya...

Senin, 23 November 2009

Hatiku Mendung


Awan semakin kelabu...
Di langit yang tak lagi biru…
Arahku tak menentu …
Tinggalkan rindu lamaku…

Padahal langkah makin hampir…
Pada ia yang menungguku…
Tetap setia walau aku menghindar…
Tetap inginkanku melaluinya…

Butiran cinta…
Bagai bulan purnama…
Bintang yang gemerlapan…
Dan dayu angin dengan indahnya…

Membasuh debu lekat di hati…
Lautan ikut juga mencuci…
Membias pikiran yang luka…
Mimpi yang nyata dan pasti…

Tapi apakah pintu telah terbuka…
Tuk aku langkah dengan riangnya…
Kebingunganku aku mengerti…
Semua kian menyatu dan berpadu…

Jelmaan kegelapan menakutkanku…
Jelas bukan mimpi lagi…
Menempatkanku di hujung tebing…
Senantiasa siap tuk menjerumuskanku...